TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Takdir {5}



Takdir {5}

0"Putra Mahkota, sekarang saatnya kita untuk pergi. Sudah terlalu lama kita berada di sini dan hal itu juga tidak baik untuk semua hal. Jadi hamba harap, Putra Mahkota segera pergi dan mengurus semuanya dengan baik," Li Qian Long yang baru saja kembali dari perbincangan bersama dengan Li Zheng Xi pun tampak sudah kembali di kediaman Lim Ming Yu. Sementara itu, Li Qian Long memandang Li Zheng Xi lagi kemudian dia mengedipkan matanya. Biar bagaimanapun juga, mengenai tentang Jiang Kang Hua, sudah menjadi persetujuan untuk keduanya merahasiakan hal ini agar Jiang Kang Hua tidak tahu dulu. Bukan karena hal apa pun, hanya saja lebih baik seperti itu agar semuanya tidak rancu. Mengetahui sebuah fakta jika Jiang Kang Hua adalah Dewa, akan membuat Jiang Kang Hua terkejut dengan hal itu, dan Li Qian Long tidak mau itu terjadi. Li Qian Long ingin kalau Jiang Kang Hua fokus dulu dalam masalah istana iblis, untuk setelah itu semua hal akan diberitahukan secara nyata dan gamblang. Itu adalah tujuan dari Li Qian Long selama ini.     
0

"Baiklah, aku akan pergi dulu," Chen Liao Xuan pun beranjak dari duduknya, berdiri kemudian dia memandang Lee Huanran yang sedari tadi terus menangis. "Dayang Lee apakah kau ada sesuatu yang ingin kau katakan?" kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Lee Huanran langsung menangis sejadi-jadinya, dia seolah tak peduli dengan apa pun juga. yang dia butuhkan adalah semua hal yang mungkin baik, dan hal baik itu adalah dirinya bahkan sampai kapan pun itu. dia rindu Liu Anqier, tentu saja itu adalah hal yang sangat berat, apalagi ketika melihat Chen Liao Xuan ada di sini. Semuanya menjadi berkecamuk penuh dengan rindu yang tak bisa untuk ditahan oleh siapa pun juga.     

"Hamba merindukan Anqier, Yang Mulia. Hamba benar-benar merindukan Anqier. Yang Mulia, katakanlah kepada hamba kapan Anqier akan lahir kembali? Sampai kapan pun hamba akan menunggunya dengan sangat sabar dan baik. hamba akan selalu menunggu Anqier bagaimanapun caranya, Yang Mulia,"     

Chen Liao Xuan langsung diam, mimik wajahnya yang cerah pun kembali suram. Zhao Mimi yang melihat perubahan mimik wajah Chen Liao Xuan langsung menyikut Lee Huanran.     

"Dayang Lee kau jangan lancang, lebih dari semua yang kau rasakan, lebih dari semua rasa perihmu tentang Nona Liu. Yang lebih sakit adalah Yang Mulia Raja. Bagaimana bisa kau bersikap seperti itu? bagaimana bisa kau bertingkah seperti seolah kau adalah yang paling menderita dari semuanya? Itu adalah hal yang tidak sopan dan kurang ajar!" marah Zhao Mimi.     

Lee Huanran tampak menundukkan pandangannya, seolah dia telah merasa berdosa, untuk kemudian dia kembali memandang Chen Liao Xuan yang masih bisu di tempatnya.     

"Yang Mulia, maafkan hamba hamba—"     

"Lebih dari kamu, Dayang Lee, aku pun sangat merindukan Anqier. namun bagaimanapun juga semua itu hanyalah hal yang hanya berada di angan. Aku tahu lebih dari siapa pun, aku tahu lebih dari yang kau bayangkan. Percayalah, Anqier akan serega kembali. Hanya butuh waktu beberapa ribu tahun untuknya kembali bersama dengan kita. dan jika itu terjadi aku akan mengatakannya kepadamu, dan mengajaknya untuk datang kesini bertemu denganmu dan dengan yang lainnya," kata Chen Liao Xuan kemudian.     

Mendengar hal itu, Lee Huanran pun langsung berlutut dengan sempurna di depan Chen Liao Xuan.     

"Terimakasih, Yang Mulia. Terimakasih! Hamba benar-benar tidak menyangka jika semua hal ini terjadi, terimakasih atas kemurahan hati Yang Mulia Raja!"     

Chen Liao Xuan hanya terdenyum simpul kemudian dia berjalan keluar dari sana dan diikuti oleh Li Qian Long.     

Dia pun langsung menghilang di langit dengan begitu indah. Zhao Mimi kembali melirik Lee Huanran kemudian dia memukul lengan Lee Huanran dengan mimik wajah kesalnya yang luar biasa.     

"Kau benar-benar gila!" marah Zhao Mimi lagi. Lee Huanran langsung mengelus pundaknya yang sakit, kemudian dia mendengus memandang Zhao Mimi.     

"Kepala Dayang Zhao, kenapa kau memukulku dengan begitu keras? Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu kalau aku meminta maaf. Yang Mulia Raja juga sudah merasa baik-baik saja dan tak masalah. Lantas kenapa kau malah yang masalah dengan semua ini. kau sangat menyebalkan skali!" kesal Lee Huanran.     

"Apakah kau tak tahu bagaimana mimik Yang Mulia Raja tadi? Aku saja bahkan sampai kasihan. Dari semua hal yang telah aku tahu, dari semua hal yang aku dengar tadi dari percakapan Penasihat Li dan Dewa Li, jika Yang Mulia Raja di sana bahkan tidak mau tidur di kediamannya. Yang Mulia memilih untuk selalu berada di pemakaman Nona Liu, sepanjang hari dan sepanjang malam. Tidak mau istirahat atau pun makan, itulah yang Yang Mulia Raja rasakan, aku tidak bisa membayangkan betapa gilanya Yang Mulia Raja, sebuah hal yang membuat semua yang ada di istana langit terenyuh. Bahkan Raja Langit sampai memohon langsung kepada Dewa Li untuk segera Nona Liu reinkarnasi. Tapi bagaimana bisa, itu semua sudah terjadi, dan yang paling mengerikan adalah yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu. Menunggu dengan cara yang menyedihkan. Jadi berhentilah kau bertingkah seperti itu, Dayang Lee. Sebelum kau menunjukkan betapa kau sangat terpuruk itu berpikirlah dulu, berpikirlah bagaimana perasaan orang yang sedang kau mintai bantuan itu. sebab mungkin dia bahkan akan lebih terpuruk dari pada kamu sendiri."     

Lee Huanran langsung menunduk, dia menundukkan wajahnya karena sebuah hal yang telah dia lakukan. ya, dia tahu jika dia telah melakukan kesalahan. Seharusnya dia tidak perlu untuk mengatakan masalah ini kepada Chen Liao Xuan dan tak membuat Chen Liao Xuan merasa bersedih dengan cara menyedihkan seperti ini. untuk kemudian, Lee Huanran memandang Zhao Mimi dan Lim Ming Yu secara bergantian.     

"Kalian berhentilah untuk bertingkah, lebih baik kalian kembali bekerja saja. Dari pada kalian terlalu saling menyalahkan dan terpuruk dengan semua hal yang terjadi. bukankah itu adalah hal yang tidak baik sama sekali," putus Li Zheng Xi.     

Keduanya pun menganggukkan kepalanya, kemudian keduanya memutuskan untuk pergi. Li Zheng Xi menghela napas panjang lalu dia melirik Jiang Kang Hua yang sedari tadi terdiam, memalingkah wajahnya dengan mimik wajah yang tak bisa terbaca sama sekali.     

"Panglima Jiang, apakah kau akan bertingkah seperti Dayang Lee juga? bukankah kau juga sangat mencintai Nona Liu. Jadi aku rasa sekarang kau akan terpuruk dengan sangat mengerikan. Jika benar itu terjadi, aku tudak akan keberatan untuk sekadar mengelus rambutmu dan memberikan semangat untukmu dengan semua hal yang telah kau lalui,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.